Biografi Agus Salim: Diplomat Indonesia yang Ulung
Agus Salim lahir di Kota Padang, Sumatera Barat, pada 8 Oktober 1884. Ia merupakan seorang diplomat Indonesia yang ulung dan menjadi salah satu tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Agus Salim menempuh pendidikan di sekolah Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) dan kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Leiden di Belanda. Setelah lulus dari universitas, ia kembali ke Indonesia dan memulai karirnya sebagai seorang pengacara.
Agus Salim terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak awal. Pada tahun 1913, ia bergabung dengan Sarekat Islam yang merupakan organisasi pergerakan nasionalis terbesar di Indonesia pada saat itu. Ia juga terlibat dalam pembentukan Partai Kebangsaan Indonesia (PNI) pada tahun 1927.
Selain aktif di dalam organisasi pergerakan nasionalis, Agus Salim juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di arena internasional. Ia menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Komisi Mandat Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa pada tahun 1930. Konferensi ini membahas tentang mandat-mandat yang diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa kepada negara-negara kolonial untuk mengurus wilayah-wilayah jajahan mereka.
Agus Salim juga terlibat dalam merundingkan penarikan tentara Belanda dari Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949. Konferensi ini merupakan perundingan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda yang diprakarsai oleh PBB. Agus Salim memimpin delegasi Indonesia dalam konferensi ini dan berhasil meraih kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Pada tahun yang sama, Agus Salim juga menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas mempersiapkan dasar-dasar negara Indonesia yang baru. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dalam pembentukan Konstitusi Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Agus Salim menjadi Menteri Luar Negeri dalam kabinet pertama Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, ia memainkan peran penting dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain dan memperjuangkan hak-hak Indonesia di tingkat internasional.
Agus Salim juga memperjuangkan hak-hak emansipasi wanita Indonesia. Ia mendirikan organisasi wanita Indonesia, Aisyiyah, pada tahun 1917 dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia. Ia juga mendukung pendidikan untuk perempuan dan menyediakan beasiswa untuk perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan.
Pada usia yang sudah lanjut, Agus Salim terus berjuang untuk Indonesia. Pada tahun 1954, ia diangkat sebagai wakil Presiden Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Ia memainkan peran penting dalam merumuskan Deklarasi Bandung
Keyword Terkait : Agus Salim, Diplomat Indonesia, Perjuangan kemerdekaan Indonesia, Konferensi Meja Bundar, Menteri Luar Negeri Indonesia, Konstitusi Indonesia, Aisyiyah, Hubungan diplomatik Indonesia, Deklarasi Bandung, Soekarno.
Komentar